Senin, 01 November 2010

“MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS KARANGAN MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DI KELAS VIII MTs NW TAMPIH DESA RENSING KECAMATAN SAKRA BARAT LOMBOK TIMUR”

A. JUDUL PENELITIAN
“MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS KARANGAN MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DI KELAS VIII MTs NW TAMPIH DESA RENSING KECAMATAN SAKRA BARAT LOMBOK TIMUR”

B. BIDANG KAJIAN
Bidang kajian yang diteliti adalah mengenai media pembelajaran yaitu mengarang dengan menggunakan media gambar seri untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan pada pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas VIII MTs NW Tampih Desa Rensing Kecamatan Sakra Barat Lombok Timur

C. PENDAHULUAN
Di dalam masyarakat moderen seperti sekarang ini dikenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi secara langsung dan komunikasi secara tidak langsung. Kegiatan berbicara dan mendengarkan (menyimak), merupakan komunikasi secara langsung, sedangkan kegiatan menulis dan membaca merupakan komunikasi tidak langsung.
Keterampilan menulis sebagai salah satu cara dari empat keterampilan berbahasa, mempunyai peranan yang penting didalam kehidupan manusia. Dengan menulis seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud dan tujuannya.
Seperti yang dikatakan oleh H.G. Tarigan ( dalam Suriamiharja dkk. 1983) bahwa menulis ialah
“... menurunkan atau melukiskan lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang – lambang grafik tersebut kalau mereka memehami bahasa dan gambar grafik tersebut”.
Mengarang pada perinsipnya adalah bercerita tentang sesuatu yang ada pada angan – angan penceritaan itu dapat dituangkan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Setiap manusia semuanya diciptakan sebagai pengarang. Namun, menuangkan buah pikiran secara teratur dan terorganisasi kedalam tulisan tidak muda. Banyak orang yang pandai berbicara atau berpidato , tetapi mereka masih kurang mampu menuangkan gagasanya kedalam bentuk bahasa tulisan. Maka untuk bisa mengarang dengan baik, seseorang harus mempunyai kemampuan untuk menulis. Kemampuan menulis dapan dicapai melalui proses belajar dan berlatih.
Permasalahan pun muncul seperti yang sudah penulis alami ketika melakukan observasi di kelas VIII MTs NW Tampih Desa Rensing Kecamatan Sakra Barat Lombok Timur Dari hasil observasi itu penulis menemukan masalah, masih banyak siswa yang mengalami kesulitan ketika dalam mengajarkan mengarang, kesulitan yang dihadapi oleh siswa kelas VIII MTs NW Tampih Desa Rensing ketika dalam mengajarkan mengarang antara lain :

1. Siwa kurang mampu menggunakan dan memilih kata dalam menuangkan buah pikirnya, sering mengulang kata “lalu” dan “terus”.
2. Isi kalimat relatif tidak menggambarkan topik..
3. Kalimat yang satu dengan kalimat yang lain tidak sinambung, paragraf yang satu dengan paragraf yang lain tidak koherensi.

D. PERUMUSAN DAN PERENCANAAN MASALAH
1. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang dan data awal yang diperoleh dari hasil observasi awal yang dilakukan peneliti dan untuk membatasi permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan permasalahan diatas, maka penulis merumuskan dalam bentuk pertanyaan, adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan penerapan media cerita gambar seri dalam pembelajaran menulis karangan di kelas V MI NW Rensing Rajak?
2. Apakah dengan menggunakan media cerita gambar seri dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam penulisan karangan ?
3. Masalah atau kendala yang dihadapi di lapangan ketika memberikan pembelajaran menulis kerangan di kelas VIII MTs NW Tampih?

2. Pemecahan Masalah
Dalam penyampaian pembelajaran dengan menggunakan media untuk meningkatkan kemampuan atau kreatif siswa dalam membuat suatu karangan perlu dilakukan cara atau tindakan sebagai berikut :
Guru memggunakan media gambar seri untuk menarik perhatian siswa atau untuk mempermudah siswa dalam menyusun sebuah karangan, sehingga pembelajaran akan lebih menarik dan siswa lebih tertantang untuk membuat suatu karya tulis, atau untuk membuat suatu karangan, dan siswa dapat mudah menyusun kata – kata menjadi sebuah kalimat dan menyusun kalimat menjadi sebuah paragraf sehingga terbentuklah sebuah tulisan atau karya yang utuh.
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk membuat karangan atau untuk melukiskan pikirannya menjadi sebuah cerita.sehinga anak tidak merasa haknya digantikan oleh gurunya. Dan siswa akan lebih bisa menuangkan buah pikirnya, maka siswa akan mendapatkan karya yang baik.
Guru memberikan semangat kepada siswa dengan menyampaikan materi pelajaran sehingga siswa merasa bahwa materi pelajaran yang disamapaikan terasa mudah dipahami siswa. Dan dapat dimengerti oleh siswa, kalau siswa sudah memahami materi pelajaran yang sedang dipalajari maka siswa akan cepat mengeti dan akan berlomba – lomba dalam menulis karangan.
Dari tiga alternatif tindakan tersebut, merupakan cara yang cukup epektif untuk dilaksanakan, karena dalam pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar Berlangsung atau KBM siswa akan mudah merespon materi pelajaran dan aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
Tindakan ini semula jarang digunakan oleh pengajar atau guru, oleh karena itu saya merasa perlu diterapkan untuk meningkatkan pemahaman atau kemampuan siswa dalam pembelajaran khususnya dalam pembelajaran mengarang untuk menaraik siswa dalam membuat suatu karangan.atau membuat suatu karya, yang bisa dibaca oleh siswa yang lain, sehingga akan membuat para siswa yang lainnya lebih tertantang untuk membaca atau mendengarkan karangan hasil para siswa.
Dengan alasan tersebut penulis berkeyakinan tentang permasalahan siswa belum tercapainya Indikator tentang menulis karangan, yang ditemukan pada saat observasi awal pada pembelajaran bahasa Indonesia, di kelas VIII MTs NW Tampih Desa Rensing Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur dapat terpecahkan masalah dengan menggunakan media GAMBAR SERI.

E. TUJUAN PENELITIAN
Dengan dilaksanakannya penelitian ini, bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui penerapan pembelajaran menulis karangan dengan media gambar seri di kelas VIII MTs NW Tampih Desa Rensing Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur.
2. Untuk mengetahui keefektifan siswa dalam pengajaran penggunaan media Gambar seri dalam pembelajaran menulis karangan di kelas VIII MTs NW Tampih Desa Rensing Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur
3. Untuk Mengtahui pelaksanaan pembelajaran keterampilan menulis karangan dengan menggunakan media gamabar seri dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa tentang bagai mana cara mengarang dengan menggunakan media gamabar seri di kelas VIII MTs NW Tampih Desa Rensing Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur

F. MANFAAT HASIL PENELITIAN
1. Bagi Guru
Guru dapat memehami hal – hal yang perlu dilakukan untuk menyampaikan pembelajaran secara aktif dan dan menarik siswa dalam menyamapaikan materi sehingga siswanya mampu menyimak pelajaran yang sedang diajarkan dan apa yang diharapakan oleh guru dapat tercapai.
Dalam penelitian ini dapat diambil manfaat bagi guru termasuk diantaranya guru dapat memperkaya teknik pembelajaran dan guru dapat mengetahui teknik pembelajaran dan guru dapat mengetahui teknik – teknik pembelajaran dan guru dapat mengetahui permasalahan - permasalahan siswa dengan cara – cara mengatasinya. Sehingga dapat mempermudah guru untuk mengatasi masalah – masalah apa yang timbul dlam pembelajaran.Guru menjadi aktif dan kereatif dalam mempelajarkan siswa dengan menggunakan media pembelajaran dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Guru mengetahui penggunaan alat evaluasi yang sesuai untuk mengukur keterampilan menulis karangan dengan baik.
2. Bagi Siswa
Siswa dapat lebih mudah dan semangat dalam memahami materi pelajaran. Dengan cara pembelajaran yang menarik, dan tidak akan membosankan siswa dalam menyimak pelajaran sehingga siswa akan menyimak pelajaran dengan baik siswa akan lebih akatif belajara dan mereka bisa lebih mudah dalam memahami pelajaran,
3. Bagi Lembaga
Sekolah dapat lebihmudah dalam memperoleh alat peraga, penggunaan alat peraga disekolah pihak sekolah tidak harus mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk menyediakan alat peraga, karena alat peraga bisa dibuat dari lingkungan sekitar dan dapat dari siswa itu sendiri. Serta alat peraga ini dapat disimpan untuk siswa – siswa tahun berikutnya.

G. BATASAN ISTILAH
1. Meningkatkan minat adalah Memberikan dorongan atau memberikan motipasi kepada anak tentang pembelajaran menulis karangan.
2. Mengarang adalah melukiskan pikiran dan perasaan dengan cara yang teratur dan dituliskan dalam bahasa tulisan. (Kamus Umun Bahasa Indonesia W.J.S Poerwadarminta 1984 : 619)
3. Media Cerita Gambar Seri adalah cerita atau daya upaya dalam menyusun atau menulis karangan dangan menerjemahkan isi pesan visual ( gambar seri ) kedalam wujud atau bentuk bahasa lain. ( Kamus besar Bahasa Indonesia edisi ke – 2 tahun 1989 : 165 )
4. Menulis adalah menempatkan simbol – simbol grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dimengerti oleh seseorang, kemudian dapat dibaca oleh orang lain yang memahami bahasa tersebut beserta simbol – simbol grafiknya”.

H. KAJIAN PUSTAKA
Tujuan utama pembelajaran Bahasa Indonesia adalah meningkatkan keterampilan siswa dalam Bahasa Indonesia, pengetahuan bahasa diajarkan untuk menunjukan siswa terampil berbahasa yakni terampil menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keterampilan berbahasa hanya bisa dikuasai dengan latihan yang terus menerus dan sistematis yakni harus sering berlatih menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia adalah program untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa.
1. Keterangan Pembahasan
a. Pengertian Menulis
Menulis adalah menyampaikan ide atau gagasan dan pesan dengan menggunakan lambang grafik (tulisan).
Tulisan adalah suatu system komunikasi manusia yang menggunakan tanda-tanda yang dapat dibaca atau dilihat dengan nyata.
Tarigan (dalam Agus Suriamiaharja, 1996 : 1), mengembangkan bahwa : “Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang – lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipakai oleh seseorang, sehinga orang lain dapat membaca lambang – lambanga grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut “.
Sedangkan Robert Lodo (dalam Suriamiaharja, 1996 : 1), mengatakan bahwa : “Menulis adalah menempatkan simbol – simbol grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dimengerti oleh seseorang, kemudian dapat dibaca oleh orang lain yang memahami bahasa tersebut beserta simbol – simbol grafiknya”.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah kemampuan seseorang dalam melukiskan lambang – lambang grafik untuk menyampaikan ide atau gagasan yang dapat dimengerti oleh orang lain .


b. Pengertian Mengarang
Apabila seseorang menggunakan buah pikiran, gagasan, perasaan, pengalaman atau lainya kedalam bahasa tulis, kegiatan tersebut adalah kegiatan mengarang. Untuk dapat menyampaikan suatu pikiran, gagasan, perasaan, pengalaman atau lainya, seseorang perlu memiliki pembendaharaan kata yang memadai, terampil menyusun kata – kata menjadi kalimat yang jelas, dan mahir memakai bahasa secara efektif. Sebagai mana dikemukakan oleh The Liang Gie ( 1992 : 18 ), bahwa :
“Untuk dapat menyampaikan gagasan dan fakta secara lincah dan kuat, seseorang perlu memiliki pembendaharaan kata yang memadai, terampil menyusun kata – kata menjadai beraneka kalimat yang jelas, dan mahir memakai bahasa secara efektif”.
Menurut pengertianya, “mengarang adalah keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang mengumpulkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami”. ( The Liang Gie, 1992 : 17 ).
Dalam proses karang – mengarang setiap ide perlu dilibatkan pada suatu kata, kata – kata dirangkai menjadi sebuah kalimat membentuk paragraf, dan paragraf –paragraf akhirnya mewujudkan sebuah karanga. Sedangkan karangan merupakan hasil dari kegiatan mengarang, yaitu perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dipahami oleh orang lain. Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa mengarang adalah kegiatan menulis yang tersusun dengan teratur dari kata, kalimat, sampai paragraf yang saling berhubungan dan merupakan kesatuan yang utuh, dengan maksud menceritakan kejadiaan atau peristiwa, mempercakapkan sesuatu, dan tujuan lainya.
c. Unsur Karang Mengarang
Berbicara mengenai karangan baik yang berupa karangan pendek maupun panjang, maka kita harus berbicara mengenai beberapa hal atau masalah disekitar karangan. The Liang Gie (1992 : 17) mengemukakan ada 4 (empat) unsur dalam mengarang yaitu sebagai berikut :
1. Gagasan ( Idea )
Yaitu topik berikut tema yang diungkapkan secara tertulis.
2. Tuturan ( Discourse )
Yaitu bentuk pengungkapan gagasan sehingga dapat dipahami pembaca.
Ada 4 ( empat ) bentuk mengarang :
a. Pencarian (Narration )
Bentuk pengungkapan yang menyampaikan sesuatu peristiwa / pengalaman .
b. Pelukisan ( Description )
Bentuk pengungkapan yang menggambarkan pengindraan, perasaan mengarang tentang mecam – macam hal yang berada dalam susunan ruang ( misalnya : pemandangan indah, lagu merdu, dll )
c. Pemaparan ( Exposition )
Bentuk pengungkapan yang meyajikan secara fakta – fakta yang bermaksud memeberi penjelasan kepada pembaca mengenai suatu ide, persoalan, proses atau peralatan.
d. Perbincangan ( Argumentation )
Bentuk pengungkapan dengan maksud menyalin pembaca agar mengubah pikiran, pendapat, atau sikapnya sesuai dengan yang dihadapi pengrang.
3. Tatanan ( Organization )
Yaitu tertib pengaturan dan peyusunan gagasan mengindahkan berbagai asas, aturan, dan teknik sampai merencanakan rangka dan langkah .
4. Wahana (Meduim )
Ialah sarana penghantar gagasan berupa bahasa tulis yang terutama menyangkut kosa kata, gramatika ( tata bahasa ), dan terotika ( seni memekai bahasa secara efektif )
d. Tujuan Pengajaran Mengarang
Menurut Ngalim Purwanto, dan Djeniah Alim (1997 : 58) mengemukakan bahwa tujuan pengajaran mengarang sama dengan tujuan pengajaran bercakap – cakap hanya berbeda dengan bentuk tulisan, yaitu :
1. Memperkaya pembendaharaan bahasa positif dan aktif
2. Melatih melahirkan pikiran dan perasaan dengan tepat
3. Latihan memaparkan pengalaman – pengalaman dengan tepat.
4. Latihan – latihan penggunaan ejaan yang tepat (ingin menguasai bentuk bahasa).

Macam – Macam Karangan di MTs
Macam – macam karangan yang dapat diajarkan di MTs dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Menurut Tingkatan
Karangan permulaan ( Kelas I dan II )
1. Karangan sebenarnya ( Karangan lanjutan ) di kelas – kelas berikutny
b. Menurut Isi / Bentuk
1. Karangan Varslag ( Laporan ), Umumnya diberikan di kelas – kelas rendah
Misalnya : Menceritakan kembali ( secara tertulis ) apa – apa yang dialami dalam pengajaran lingkungan.
2. Karangan Fantasi, Mengeluarkan isi jiwa sendiri ( Ekspresi jiwa ), Misalnya :
“Cita – citaku setelah tamat MTs”. “Seandainya aku jadi raja”.
3. Karangan Reproduksi, Umumnya bersipat menceritakan / menguraikan suatau perkataan yang telah di pelajari atau di pahami, seperti mengenal ilmu – ilmu bumi, ilmu hayat, atau menulis dengan kata – kata sendiri apa yang telah di baca dll.

4. Karangan Argumentasi, Karangan berdasarkan alasan tertentu. Siswa dibiasakan menyatakan pendapat ataupun pikiranya berdasarkan alas an yang tepat.
c. Menurut Susunanya
1. Karangan Terikat
2. Karangan Bebas
3. Karangan setengah bebes terikat
4. (Ngalim Purwanto dan Djeinah Alim, 1997 : 59)
d. Karangan Permulaan
Pendapat lama mengtakan mengajar mengarang itu baru diberikan di kelas VII sekolah rendah, karena syarat – syarat yang ditentukan untuk mengarang itu adalah berat. Seperti ejaan bahasa, susunan kalimat, isi, tanda baca, dan sebagainya.
Sementara itu pendapat sekarang, “ Mengarang “ itu semenjak di kelas I ( Satu) sudah mulia disisipkan (Mengrang Permulaan). Di kelas I (Satu) sudah dapat di muali dengan menggambar bebas kemudian anak menulis beberapa kalimat tentang gambarnya.
Di kelas II (Tiga) adalah lanjutan dari kegiatan di atas. Cerita tentang gambar telah memakai judul, kalimat lebih banyak pada saat menceritakan tentang benda, hewan atau tanaman yang sesuai dengan lingkungan, anak telah menjelaskan sesuatu tentang benda. Mengarang dengan bentuk gambar seri telah lebih banyak kalimatnya daripada di kelas II (dua) biasanya anak menggunakan kata penghubung.
Di kelas VIII (lima) karangan anak lebih luas dari peda kelas VII (tiga). Anak dibiasakan mengamati lingkungan sekitarnya (Pasar, Toko, Kantor, Pos, Bank, Tempat pertunjukan dll) lebih rinci sehinga siswa kelas VIII (lima) telah dapat menuliskan berpuluh-puluh kalimat tentang sesuatu.
Pada saat menceritakan gambar berseri, siswa kelas VIII (lima) lebih rinci menjelaskan setiap gambar. Pengamatan gambar lebih rinci. Mulailah anak, menentukan pokok pikiran yang mungkin akan menjadi karangan – karangan. Hal ini lebih mudah dilatihkan melalui mengarang dengan bentuk gambar seri. (Ngalim Purwanto dan Djeinah Almim, 1997 : 59).
e. Susunan Karangan
Susunan karangan atau wacana sebagaimana dikemukakan oleh Tarigan dan Sulistyaningsih (1996 : 362) adalah :
”Wacana dibentuk oleh paragraf – paragraf, sedangkan paragraf dibentuk oleh kalimat – kalimat. Kalimat – kalimat yang membentuk palagraf itu haruslah merangkai, kalimat yang satu dengan kalimat berikutnya harus berkaitan begitu seterusnya. Sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh atau membentuk sebuah gagasan. Selanjutnya paragraf dengan paragraf pun merangkai secara utuh membentuk sebuah wacana yang memiliki tema yang utuh”.
a. Kata
Setiap gagasan pikiran atau perasaan dituliskan dalam kata – kata. Kata adalah unsur kata yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat di gunakan dalam bahasa.
Untuk dapat menyampaikan gagasan, pikiran dan perasaan dalam tulisan karangan. Seorang perlu memiliki pembendaharaan kata yang memedai dan pemilihan kata yang tepat. “Dalam memilih kata itu harus diberikan dua persyaratan pokok yaitu (1) Ketepatan (2) Kesesuaian” (Suriamiharja et – al, 1996 : 25).
Persyaratan ketepatan yaitu kata – kata yang dipilih harus secara tepat mengungkapkan apa yang ingin di ungkapkan sehingga pembaca juga dapat menafsirkan kata – kata tersebut tepat seperti maksud penulis.
Persyaratan kedua yaitu kesesuaian. Hal ini menyangkut kecocokan antara kata – kata yang dipakia dengan kesempatan / situasi dengan keadaan pembaca. Apakah pilihan kata dan gaya bahasa yang dipergunakan tidak merupakan suasana atau tidak menyinggung perasaan orang yang hadir.

b. Kalimat
Kalimat terbentuk dari gabungan anak kalimat, sedangkan anak kalimat adalah gabungan dari ungkapan atau frase, dan ungkapan itu sendiri merupakan rangkaina dari kata – kata.
Kalimat yang dipergunakan dalam karangan berupa kalimat yang efektif yaitu kalimat yang benar dan jelas sehinga mudah dipahami orang lain. Sebuah kalimat efektif haruslah memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan pada pikiran pandangan atau pembaca seperti apa yang terdapat pada pikiran penulis atau pembaca. Suryamiharja et-al (1996 : 38),
Mangemukakan bahwa :
Kaliamat efektif dalam bahasa tulis, haruslah memiliki unsur – unsur :
1. Dapat mewakili gagasan penulis.
2. Sanggup menciptakan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pembaca seperti yang dipikirkan penulis.

c. Paragraf
Paragraf adalah satu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari pada kalimat : paragraf merupakan kimpulan kalimat yang berkaitan dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan, Berkaitan dengan paragraf akhadiah, dkk (dalam Agus Suryamiharja, 1996 : 46), Menjelaskan bahwa “dalam paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat utama atau kalimat topik, kalimat penjelas sapai kalimat penutup”.
Fungsi dari paragraf dalam karangan adalah :
1. Sebagai penampung dari sebagian kecil jalan pikiran atau ide keseluruhan karangan.
2. Memudahkan pemahaman jalan pikiran atau ide pokok karangan. (Tarigan, 1996 : 48).
Menurut Suriamuharja (1996 : 48) “Paragraf baik dan efektif harus memenuhi tiga parsyaratan, yaitu (1) Kohesi (Kesatuan ) ; (2) Koherensi (Kepaduan) ; dan (3) Pengembangan / Kelengkapan paragraph”
1. Kohesi (Kesat uan)
Keraf (dalam Suriamiharja 1996 : 48) mengemukakan bahwa “yang dimaksed dengan kohesi / kesatuan dalam paragraf adalah semua kalimat yang membina palagraf secara bersama – sama menyatakan satu hal, satu tema tertentu”.
2. Koherensi (Kepaduan)
Keraf (Suriamiharja 1996 : 48) mengemukakan bahwa “yang dimaksed dengan koherensi / keterpaduan dalam paragraf adalah kekompakan hubungan antar sebuah kalimat denngan kalimat yang lain yang membentuk paragraf itu”.
3. Pengembangan / Kelengkapan paragraf
Keraf (dalam Suryamiharja 1966 : 50), mengemukakan bahwa “pengembangan paragraf adalah penyusunan atau perincian dari gagasan – gagasan yang membina peragraf itu”,
Suatu paragraf dikatakan berkembang atau lengkap jika kalimat topik atau kalimat utama dikembangkan atau dijelaskan dengan cara menjabarkannya dalam bentuk-bentuk kongkrit, dapat dengan cara pemaparan dan pemberian contoh, penganalisaan dan nilai – nilai.

f. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Kata “Media” secara harpiah adalah “perantara atau pengantar”. Pengertian media sebagai sumber belajar adalah “Manusia, benda, ataupun peristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan” (Djamarah dan Zein, 1996 : 136).
Penggunaan media dalam proses belajar mengajar sangat penting. Ketidak jelasan guru dalam menyampaikan bahan pengajaran dapat terwakili dengan kehadiran media.Apabila tingkatan SD yang siswanya belum mampu berfikir abstrak, masih berfikir kongrit. Keabstrakan bahan pelajaran dapat dikongritkan dengan kehadiran media, sehinga anak didik lebih mudah mencerna bahan pelajaran daripada tanpa bantuan media.
Dalam penggunaan media, perlu diperhatikan bahwa pemilihan media pengajaran haruslah jelas dengan tujuan pengajaran yang telah dirumuskan., apabila diabadikan media pengajaran bukanya membantu proses belajar mengajar, tapi sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efesien.
Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, membantu mempertegas bahan pelajaran, sehingaga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa dalam proses belajar.

2. Fungsi Peranan Media Pengajaran
Fungsi media pengajaran sebagai sumber belajar, Nana Sudjana ( dalam Djamarah, 1996 : 152 ), Merumuskan fungsi media sebagai berikut :
1. Penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat Bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.
2. Penggunana media pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar.
3. Media pengajaran, penggunaannya dengan tujuan dari sisi pelajaran .
4. Penggunaan media bukan semata – mata alat hiburan, bukan sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian siswa.
5. Penggunaan media dalam pengajaran lebih dituangkan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap perhatian yang diberikan guru.
6. Pengunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar.
Ketika fungsi – fungsi media pengajaran itu diaplikasikan kedalam proses belajar mengajar , maka terlihatlah perannya sebagai berikut :
a. Media yang digunakan guru sebagai penjelas dari keterangan terhadap suatu bahan yang guru sampaikan.
b. Media dapat memunculkan permasalahan untuk dikaji lebih lanjut dan dipecahkan oleh para siswa dalam proses belajarnya.
c. Media sebagai sumber belajar bagi siswa.
3. Kriteria Pemilihan Media Pengajaran
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (dalam Djamarah dan Zein, 1996 : 150), mengemukakan beberapa kriteria dalam memilih media pelajaran, sebagai berikut:
a. Ketepatan dengan tujuan pengajaran.
b. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran. Adanya media bahan pelajaran lebih mudah dipahami siswa.
c. Media yang digunakan mudah diperoleh, mirah, sederhan dan praktis penggunaannya.
d. Keterampilan guru dalam menggunakan media dalam proses pengajaran.
e. Tersedia waktu untuk menggunakanya, sehinga media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung.
f. Sesuai dengan tarap berpikir siswa.
4. Media Cerita Gambar Seri Sebagai Model Pembelajaran
Dalam kriteria pemilihan media disinggung bahwa media digunakan harus sesuai dengan taraf berfikir anak didik. Demikian pula dalam pembelajaran menulis karangan di SD. Penggunaan media gambar seri dirasakan sangat tepat untuk membantu siswa dalam keterampilan mengarang.
Dengan melihat gambar, siswa dapat menarik isi kesimpulan dari gambar tersebut, kemudian dapat menguraikan dalam bentuk tulisan. Berkaitan dengan penggunaan media gambar, Purwanto dan Alim (1997 : 63), mengemukakan bahwa “Penggunaan medi a gambar untuk melatih anak menentukan pokok pikiran yang mingkin akan menjadi karangan – karangan”, juga Tarigan (1997 : 210) mengemukakan bahwa “Mengarang melalui media gambar seri berarti melatih dan mempertajam daya imajinasi siswa”.
Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa cerita gambar seri adalah cara atau daya upaya dalam menyusun atau menulis suatu tulisan atau karangan dengan menerjemahkan isi pesan visual (gambar seri) ke dalam bentuk tulisan.
5. Ciri – ciri Gambar Yang Baik dan Peranannya Sebagai Media Pengajar
Gambar yang baik dan dapat digunakan sebagai sumber belajar adalah yang memiliki ciri – ciri sebagaimana dikemukakan Sudirman et-al (1991 : 219), yaitu :
1. Dapat menyampaikan pesan atau ide tertentu.
2. Memberi kesan kuat dan menarik perhatian.
3. Merangsang orang yana melihat untuk ingin mengungkapkan tentang obyek – obyek dalam gambar.
4. Berani dan dinamis.
5. Ilustrasi tidak terlalu banyak, tetapi menarik dan mudah dipahami.
Sedangkan peranan gambar sebagai media pengajaran yaitu :
1. Dapat membantu guru dalam menyampaikan pelajaran dan membantu siswa dalam belajar.
2. Menarik perhatian anak sehinga terdorong untuk lebih giat belajar.
3. Dapat membantu daya ingat siswa (retensi)
4. Dapat disimpulkan dan digunakan lagi apabila diperlukan pada saat yang lain. (Sudirman et-al 1991 : 220)
Atas dasar uraian tersebut diatas, hendaknya guru mau mempertimbangkan penggunaan media gambar seri didalam pelaksanaan proses belajar mengajar terutama dalam pengajaran menulis karangan. Karena dengan gambar dapat merangsang imajinasi seorang siswa supaya suka bercerita tentang gambar yang dilihatnya sehingga selanjutnya diharapkan siswa tersebut dapat mampu menulis karangan sesuai dengan tema, ide, pengalaman dan kejadianya
I. HIPOTESIS TINDAKAN
Berdasarkan pada rumusan masalah dengan anggapan dasar yang telah diuraikan di atas, peneliti dapat mengemukakan hipotesis tindakan sebagai berikut: Dengan menerapkan media GAMBAR SERI pada pembelajaran Bahasa Indonesia tentang pembelajaran mengarang , maka keterampilan menulis karangan di kelas VIII MTs NW Tampih Desa Rensing Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur akan meningkat “
J. RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN

1. Rencana Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di MTs NW Tampih Desa Rensing Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur.Sekolah ini memiliki 3 ruangan kelas ( VII, VIII) dan ruang guru, ruangan perpustakaan dan memiliki WC Guru dan Siswa. Masuk sekolah dari kelas VII dan VIII Sekolahnya pagi mulai masuk sekolah jam 07 : 15 digunakan untuk membaca samapi pukul 07 : 30. 07 : 30 langsung masuk kelas untuk melaksanakan proses belajar mengajar.
b. Subjek penelitian

Subjek penelitian akan dilaksanakan pada siswa – siswa kelas VIII MTs NW Tampih Desa Rensing Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur. Objek penelitian ini dalam Kegiatan Belajar Mengajar atau KBM adalah siswa, dan yang menjadi peneliti adalah guru.
c. Lama Penelitian
Lamanya penelitian akan dilaksanakan 4 bulan, dari mulai data awal samapai mempunyai data yang sebenarnya. Atau sampai beres dengan jadual yang telah ditentukan. Untuk lebih jelasnya jdwalnya terlampir.

2. Prosedur Penelitian
Adapun rencana penelitian mengacu pada rancangan penelitian yang dilakukan oleh Kemmis dan Taggart yang model spiral ( dalam suyanto, 1996 : 16) yang sebagai berikut
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan tindakan apa yang harus dilakukan, untuk pertama kali kita sebagai peneliti meminta ijin kepada kepala sekolah untuk melakukan penelitian, untuk melakukan tindakan kelas, kemudian menyiapkan indikator yang akan di teliti beserta tolak ukur keberhasilan penelitian yang akan kita laksanakan. Kemudian mencari guru yang akan dijadikan kolaborasi. Yang paham tentang mata pelajaran yang kan menjadi sumber PTK.
Pada penelitian ini yang dijadikan tolak ukur pelaksanaan media pembelajaran, yaitu mengarang dengan menggunakan media gambara seri, yaitu (a) siswa mampu membuat karangan dengan menggunakan media gambar seri, (b) Siswa mampu menyusen cerita gamabar seri dengan tidak mengulang kata – kata lalu,(c) Siswa mampu membuat karangan sesuai dengan topik, Menurut Sudarsono dalam Kasbolah penetapantindakan dalam peneliti didasarkan atas (a) kajian teori atau penelitian yang relavan, (b) kesanggupan guru yang akan diteliti, (c) kemampuan siswa (d) pasilitas dan sarana prasarana yang tersedia atau yang memadai, (e) iklim suasana dikelas dan fasilitas di sekolah, atas dasar kelima asfek diatas maka penulis memilih media pembelajaran mengarang dengan menggunakan media gamabar seri untuk menyelesaikan permasalahan tentang pembelajaran mengarang.

b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksaaan tindakan yang dilaksanakan dalam pembelajaran adalah kinerja guru dalam melaksanakan atau menerapkan media Gambar Seri dan aktivitas siswa selama dilaksanakan atau diterapkan Media Gamabar Seri, Guru memberikan mata pelajaran tentang mengarang dengan menggunakan media gmbar seri, dengan tahapan sebagai berikut :Tahapan awal pembelajaran, guru menyapaikan materi pembelajaran tentang mengarang, lalu guru menerangkan cara mangarang dengan menggunakan media gambar seri
Guru memperlihatkan materi pembelajaran memgarang dengan menggunakan media gamabar seri, guru memperlihatkan bahan yang akan diajarkan yaitu gambar seri.
Tahapan inti pembelajaran siswa membuat karangan dengan menggunakan gamabar seri yang sudah disediakan di depan kelas, siswa diberi keleluasaan untuk membuat karangan dengan gamabar yang telah disediakan didepan kelas, sehingga siswa akan berkereasi atau akan membuat karangan menurut pengamatan siswa tentang gambar yang dipampang didalam papan tulis.
Guru mengumpulkan hasi kreasi siswa atau hasil membuat karangan, lalu guru bersama – sama siswa mengoreksi hasil karangan yang dibuat siswa dengan media pembelajaran mengarang dengan menggunakan media gambar seri. Sesudah medapatkan hasilnya lalu guru mengulangi pelajaran yang sudah disamapaikan tadi, sehingga siswa akan lebih jelas tentang materi pelajaran yang diajarka.

c. Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan pada waktu penelitian atau pada waktu pelaksanaan tindakan, penerapan media Gambar Seri akan dilaksanakan oleh guru Praktikan, peneliti sebagai observer yang akan mengobservasi tentang kinerja guru praktikan selama penerapan media gambar seri dan mengobservasi aktivitas siswa dalam pembelajaran berlangsung.
Dalam mengobservasi harus mendapatkan data yang sesungguhnya yang nyata yang terdapat dilapangan, pada saat belajar dilapangan harus mencatat catatan cataatn hasil dilapangan, pada tahapan ini diharapkan dapat dikenali sedini mungkun apakah tindakan akan mengarah terhadap terjadinya perubahjan positif dalam proses belajar sesuai dengan yang diharafkan. Dan untuk menilai apakah pelaksanaan pembelajaran telah sesuai dengan yang sudah direncanakan.
d. Refleksi

Reflesi merupakan bagian yang sangat penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil pembelajaran yang terjadi yang dilakukan dengan (a) pada saat memikirkan tindakan yang akan dilakukan (b) ketika tindakan sedang dilakukan, (c) setelah tindakan dilakukan, adapun kegiatan yang dilakukan pada saat merefleksi, melakukan analisis, dan mengepaluasia atau mendiskusikan data yang harus duperoleh, penyusunan rencana tindakan yang hasil diperoleh melalui kegiatan observasi. Data yang telah dikumpulkan dalam observasi harus secepatnya dianalisis atau diinterprestasikan ( diberi makna ) sehingga dapat segera diberi tindakan yang dilakukan untuk mencapai tjuan, jika diinterprestasikan data tersebut belum mencapai tujuan yang diharapkan maka peneliti maka peneliti dan observer melakukan langkah – langkah perbaikan untuk diterapkan pada siklus selanjutnya. Akan tetapi jika pada pelaksanaan refleksi terhadap hal – hal dianggap baik, maka hal- hal yang baik tersebut harus terus digali.

3. Subjek penelitian
Penulis mengadakan penelitian tindakan kelas di MTs NW Tampih Desa Rensing Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur, penulis mengadakan penelitian disini karena penulis mendapatkan tugan mengajar adalah di MTs tersebut sehingga penulis sudah tau seluk beluk MTs tersebut, mengenal karakteristik siswa, dan model pembelajaran yang dugunakan atau media pembelajaran yang digunakan dibandingkan di sekolahan yang lain.
Kedua penerapan pembelajaran menulis karangan dengan mengunakan media gamabar seri di MTs NW Tampih belum dilaksanakan secara maksimal, sehingga akan dilaksanakan penelitian tindakan kelas tentang pembelajaran menulis karangan dengan mengunakan media gamabar seri guru beserta kepala sekolah memberikan dorongan. Hal ini para guru ingin mengetahui tentang secara dalam tentang PTK dan cara pembelajaran apersepsi menulis karangan dengan media gambar seri. Peneliti sengaja meneliti kelas VIII Tentang mata pelajaran bahasa Indonesia walaupun peneliti masih kuliah, ada beberapa alasan mengapa penelitian diadakan di kelasa VIII, Karena kalau kelas 3 sedang melakukan perisapan untuk melaksanakan ujian Nasional, dan dilaksankan dikelas VIII untuk sebagai latihan membuat karangan untuk ikut lomba PMBK. sehingga anak akan terus berlati menulis karangan.

4. Data dan Sumber Data
a. Data
Data yang dikumpulkan pada penelitian data kualitatif adalah beberapa kata – kata tau tindakan. Kata – kata atau tindakan yang muncul pada dilaksanakan menulis karangan dengan menerapkan media Gamabar Seri terekam de ngan cara mengamati, wawancara, dengan sumber data. Data ini diambil dari sumber kinerja guru dan akativitas siswa. Hasil wawancara dengan siswa dan guru, temuan hasil observasi, catatan lapangan dan hasil tes, hasil karya siswa yaitu perupa karangan, dengan penerapan media gambar seri.

b. Sumber Data
Sumber data untama dalam penelitian adalah siswa yang menjadi objek peneliti, karena ketika menerapkan media Gambar Seri segala tindakan dan kata – kata guru dalam penerapan media direkam diamati, diwawancara. Adapun siswa dijadikan peneliti ketika siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran .
5. Teknik Pengumpulan Data
Penulis menggunakan tiga alat pengumpulan data, yaitu wawancara, observasi dan tes perbuatan (performance) yang digunakan selama penelitian masalah dalam makalah ini dan mendiagnosa serta mengevaluasi dari model yang digunakan. Berikut ini penjelasanya :
a. Wawancara
Wawancara yaitu suatu teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mendapat informasi yang berkenaan dengan pendapat, aspirasi, apersepsi, dan keyakinan dari individu atau responden. Wawancara ini dilakukan dengan cara mengadakan Tanya jawab secara langsung dengan sumber data.
b. Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik evaluasi non tes yang biasa dilakukan kapan saja. “Obsevasi adalah teknik atau cara untuk mengamati suatu keadaan atau suatu kagiatan (tingkah laku)”. (dalam Kartadinata, 1998 : 34)
Penulis menggunakan teknik observasi ini untuk mengamati keadaan siswa sebelum, sedang, dan sesudah model pembelajaran menulis karangan dengan menggunakan media gambar seri.

Tabel 3.1 : Lembar Observasi Penggunaan Media Gambar Seri Dalam
Pembelajaran Mengarang Di Kelas VIII
Hari / Tanggal : ……………………….

No Aspek Yang Diamati Gejala Yang Muncul

1
2
3
4
Suasana kelas
Penggunaan media gambar seri
Upaya melatih keterampilan mengarang
Respon siswa terhadap pengguanaan media gambar seri

c. Tes Perbuatan
Tes perbuatan (performance) dimaksudkan untuk mengukur keterampilan dalam melakukan sesuatu (Rachmat dan Suhendi, 1998 : 113). Alat pengukurannya menggunakan pedoman penilaian atau format observasi. Tes perbuatan ini digunakan untuk mengetahui sejauhmana siswa dapat menulis karangan dengan baik dengan menggunakan media gambar seri.

6. Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan lalu dianalisis, dengan cara mengatur urutan data, memilih milih data yang diperlukan dan data yang tidak diperlukan. Atau memake data tersebut yang telah ditapsirkan atau data yang telah diperoleh.
Data yang telah tersusun dikaitkan dengan teori yang relavan sesuai dengan data yang muncul.

7. Validitas Data
Untuk menetapkan keakuratan data diperoleh pada saat penerapan media gamabar seri diperlukan teknik pemeriksaan, ada empat karekteristikyang digunakan untuk mendapatkan keabsahan data, yaitu derajat kepercayaan, Peraliha, ketergantungan, dan kepastian.
K. JADWAL PENELITIAN
Penelitian merencanakan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan media pembelajaran Media Gambar Seri di kelas VIII MTs NW Tampih Desa Rensing Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur untuk menyelesaikan pembelajaran mengarang tentang mengarang dengan menggunakan media gamabar seri, akan dilaksanakan pada semester II untuk tahun pembelajaran 2010 / 2011 diawalai dengan pembuatan proposal berdasarkan hasil observasi dilapangan yang dimulai pada awala januari 2010, adapun rinciannya akan menyusul belakangan.

L. DAFTAR PUSTAKA

Suriamiharja Agus, M.Pd, dkk (1996 / 1997). Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta : Depdikbud,

Sabarti Akhadiah, Dr. Prof (1996 / 1997). Menulis. Jakarta : Depdikbud The Liang Gie (1992). Pengantar Dunia Karang Mengarang. Yogyakarta : Liberty

Tarigan, Djago, Drs (1996). Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan Pengembangannya. Bandung : Angkasa


PENELITIAN TINDAKAN KELAS

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS KARANGAN MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DI KELAS VIII MTs NW TAMPIH DESA RENSING KECAMATAN SAKRA BARAT LOMBOK TIMUR










Oleh

ISKANDAR ZULKARNAIN
NIM: E1C 107 037


PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2010

Kamis, 28 Oktober 2010

Folklor Nusantara

FOLKLOR NUSANTARA
Lagu Dari Lotim Sakra Rensing


Bulan antEq-antEq
kdbOŋ bawaq alaŋ
ӘmbE lain pUq jakEq
lalOn jual lӘkOŋ bawaŋ
goŋ klEntaŋ
taŋgӘp goŋ
gOrOk lEpaŋ



Jaq gOlOŋ jaq gumpaŋ
kӘsumpaŋ bawaq bӘlElEŋng
sai tiӘ gogoq basOŋ
inaq sUsah lawOq nyEngkEŋ

kEŋng-kEŋ Eaq-Eaq
Buaq jamplUŋ masaq Odaq
mbE lain inaq bEraq
sEk lambuŋ siqnӘ bӘjoraq

CERITA :

Pegang kodok menimbulkan penyakit kulit (bOtEh lEpaŋ)
Dulu waktu masih kecil saya senang yang namanya pegang Kodok soalnya tubuhnya kenyal dan lembut, setelah saya dengar dari beberapa orang-orang tua, konon katanya menimbulkan penyakit kulit berbentuk jerawat yang makin lama makin besar dan keras didalamnya terdapat urat-urat yang banyak dan kuat. bOtEh lEpaŋ biasanya tumbuh dibagian kaki dan tangan,
Semenjak itu saya mulai tidak berani pegang-pegang kodok sampai sekarang.

Menertawakan Anjing yang Sedang Menggauli Istrinya Menimbulkan Sakit Pada Pinggir Mulut (sEblEk)
Dulu waktu masih kecil saya sudah menertawakan anjing yang sedang berzina di pinggir jalan dan kebetulan saya bersama nenek, saya lansung ditegur dan nenek bilang ”jangan pernah menertawakan anjing yang sedang berzina nanti bibir kamu sEblEk, mulai dari itu saya mulai takut menertawakan anjing yang sedang GitcHuuU Dechhhh,,,,,,.

lEngkak asaq Baq LEsEq (Baq TelE)
makan kepala belut membuat hidung cepat dan sering keluar darah
dilarang makan dengan menggunakan wajan menimbulkan cepat rasa lapar lagi.
Dilarang duduk di atas bantal menimbulkan penyakit Bisul.`